Semoga bermamfat buat kita bersama,,

Sabtu, September 06, 2008

HANDS TO HEAVEN...!!!

Doloe ada banyak cerita turun - temurun yang diceritakan dari mulut kemulut oleh orang tua kita. Cerita tersebut selalu dilantunkan sebelum kita melayang terbang tinggi membelah imajinasi yang tanpa batas,, tapi yang neach bukan sekedar cerita biasa. Semoga cerita neach gak membosankan dan kita dapat memetik hikmah serta pelajaran darinya. Salah satunya bercerita tentang sosok wanita perkasa,, perkasa seperti apa...???
Wanita neach memang bukan Wonder Women yang bisa menghancurkan batu besar atau seperti Xena yang ahli bela diri atau Super Girl temannya Super Boy tapi dia adalah Srikandi yang dari matanya terpancar anugerah Ilahi,, dia yang mengatakan “KITA ADALAH SAUDARA” dan patutlah saling memberi c0z tuch adalah makna hidup.
Namanya Ibu Rabiah umur 48 Th dan udah punya 4 orang anak (walah udah punya anak tooohch). Profesinya hanya seorang suster tapi kamu tau apa yang membedakannya dengan suster laennya...???
Yupz,, kamu benar...
Ibu Rabiah adalah seorang suster apung di Laut Flores,, Sulawesi Selatan dan dia telah menggeluti profesi tersebut semenjak umur 22 Th. Hari - harinya dihabiskan untuk bergelut dengan penduduk sekitar Laut Flores dari segala keluhan medis. Berpindah dari satoe pulau ke pulau laennya,, dengan satoe tujuan MENOLONG SESAMA. Satu ketika perahu yang ditumpangi oleh Ibu Robiah dihempas gelombang hingga terdampar di pulau yang tidak ada penghuninya (keren tuch bisa bangun tenda,, asik kali yo0ouw). Hari - hari berlalu hingga satu dari mereka punya gagasan untuk membuat rakit sebagai ganti perahu yang hancur. Ibu Rabiah menahannya dan memberi saran untuk membuat pesan di tempurung kura - kura lalu dihanyutkan serta berharap akan ditemukan oleh nelayan dengan perahunya. Tuhan memang gak pernah memalingkan pandangan dari hambanya yang bersungguh - sungguh. Pesan mereka ditemukan oleh nelayan dan akhirnya mereka selamat. Pernah satu ketika Ibu Rabiah harus mengambil keputusan yang sangat serius. Dia harus menolong seseorang dengan memberikan cairan infus tapi yang ada udah kadaluarsa (gimana neach,, jadi bingung). Jika tidak diberi cairan infus maka orang tersebut akan meninggal tapi kalau diberi cairan infusnya udah kadaluarsa (tambah bingung neach). Dengan pikiran yang berkecamuk akhirnya Ibu Rabiah memutuskan untuk memberi cairan infus tersebut walaupun dengan resiko besar. Sekali lagi tuhan menunjukkan kuasanya,, orang tersebut sembuh dan hari itu udah berlalu 10 Th yang lalu (niat yang baek akan menghasilkan hasil yang baek pula). Itu hanya satu dari lima cerita laennya...
“Diatas Rel Mati”,, ceritanya tentang beberapa anak dibawah umur yang hidup di Jakarta Utara yang bergelut sebagai pendorong atau Ojek Lori memamfaatkan rel kereta yang tidak terpakai lagi. Mereka udah harus bangun sebelum jam 4 subuh untuk memulai aktifitasnya,, Lori yang mereka pakai harus disewa dengan harga Rp 60.000 per hari. Tarif per orang untuk naek Lori adalah Rp 1.500,, setelah dipotong biaya sewa Lori pendapatan mereka Rp 5.000 s/d Rp 20.000. Sangat riskan sekali hal tersebut terjadi di Ibu Kota...
Tapi mereka punya cita - cita besar,, walaupun mereka menjerit dan merintih tapi mereka tetap tersenyum. Hal yang paling riskan adalah jika kita tidak memiliki harapan untuk menggapai cita - cita pada nantinya,, atau justru malas untuk hanya sekedar memiliki cita - cita...
“Benteng Pantura” cerita tentang Pak Solikin yang dianggap “GILA” c0z ingin menguras laut menjadi lahan untuk ditanami hutan bakau (Mangrove). Walaupun di cap gila Pak Solikin mampu menguras laut hingga 400 Ha (memang gila neach Pak Solikin) dan itu semua membalikkan pendapat miring tentang sosok Pak Solikin. Apa seach yang gak bisa selagi berusaha sungguh - sungguh dengan sepenuh hati (kalau setengah hati bisa gak???).
“Sang Penggali Fosil”,, ceritanya tentang profesi penggali fosil dicagar budaya Sangiran. Masyarakat sekitar mayoritas bekerja sebagai petani tapi lebih sering menjadi penggali pasir. Kamu tau kenapa...???
c0z menjadi penggali fosil lebih menjanjikan dari pada menjadi petani,, Kenapa...???
Bila fosil yang didapat dijual dengan para penampung gelap maka mereka akan dibayar kontan sebesar Rp 200.000 s/d Rp 300.000 sedangkan pendapatan sebagai petani hanya satu jutaan per tahun. Kalau fosil yang didapat tadi dijual dengan musium hanya dihargai Rp10.000 dan dibayar dengan kredit (pilihan yang tidak mudah bukan...???)
Pengurus museum mengaku kewalahan untuk menangani permasalahan tersebut,, lagi - lagi alasannya masalah dana (basi banget tapi begitulah adanya). Memang sangat disayangkan,, padahal UNESCO telah menetapkan lokasi tersebut sebagai World Heritage (Warisan Dunia). Satu dilema kehidupan,, disatu sisi harus berjuang untuk bertahan hidup dan disisi laen harus menyelamatkan warisan dunia. Kalau mengandai - andai neach,, jika kita dalam kondisi seperti itu apa yang kita lakukan...???
Dan tidak kalah menarik cerita tentang seorang wanita muda (yang neach masih gadis,, yes...yes...!!!). Namanya Diana Bacin umur 25 Th bertugas sebagai Dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Kep. Maya - Kalimata,, Ketapang Kalimantan Barat (dimana tuch???). Malaria adalah momok penyakit yang paling ditakuti disana,, masyarakat sekitar masih sangat tradisional dan lebih percaya dengan dukun kampung ketimbang seorang Dokter. Sangking gak percaya dengan Dokter pernah satu ketika cucu dari dukun ternama disana meninggal c0z tidak ditangani secara profesional. Hingga satu masa dimana dukun tersebut terserang malaria dan akhirnya dia menyerah serta meminta bantuan kepada Diana Bacin,, pertama kalinya serta satu - satunya Dokter perempuan yang menginjakkan kaki disana (hebat bukan...!!!). Satu hal yang membuat aku salut dengan seorang Diana Bacin lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada neach adalah keteguhan hati serta rasa petualangnya (kalau gak petualang mana mungkin jauh - jauh dari Yogyakarta ke Kalimantan). Padahal banyak para Dokter sebelumnya yang ditempatkan disana pada gak tahan malah ada yang kena gangguan jiwa.
Kamu tau bahwa cerita diatas menggambarkan bahwa hidup adalah pilihan,, kita haruslah tegas agar hidup menghormati kita dan bukan malah lembek (s0k bijak,, nanti dipijak!!!).
Apa pendapat kamu tentang mereka...???
Apa mereka “Gila” atau “Keren”...???
Apa kita bagian dari mereka atau mereka bagian dari kita tapi yang jelas “MEREKA MEMANG ADA”.

5 komentar:

Anonim mengatakan...

yap ... bener sekali hidup adalah suatu pilihan, dan pilihan orang2 tangguh dalam cerita di atas sungguh luar biasa di jaman yang semakin gila ini
, thanks ceritanya

Diana mengatakan...

Betul, hidup itu pilihan, & tiap pilihan punya konsekuensi, kalau memang tetap hati, keluh-kesah mudah saja dienyahkan... Aku & anak2ku sempat lihat pekerja lori itu Di, jadi merenung, sekaligus bersyukur, anak2ku sungguh beruntung tdk hrs bekerja sedmk keras spt mereka.

Anonim mengatakan...

hebat dan tetep SEMANGAT...!!!
cerita yang realistis dan memang terjadi
kesuksesan tidak lah semudah orang memandang nya..
padahal kesuksesan kita, kita perjuangkan sampai tak tersisa keringat kita
salam knal mas...
tx dah mampir di Blog Aya
^-^

cie mengatakan...

makasi ceritanya
salut buat orang2 dalam cerita itu

Anonim mengatakan...

make a difference, begitu kata orang2 bijak. berbuat sesuatu hal yg bermanfaat bagi sekeliling kita setiap harinya

mereka diatas telah melakukan porsinya. sekarang pertanyaan terpenting bgmana dg kita?

saya sendiri belum melakukan hal2 berarti buat sekeliling saya

Tanya Kenapa...???

Kenapa Tanya...???